Bisnis Telematika Indonesia Melesat Rp 30,5 Triliun di 2014
Jakarta -
Investasi bisnis di sektor industri telematika Indonesia
diyakini bisa melesat tajam hingga lima
kali lipat dalam tiga tahun mendatang jika seluruh pemangku kepentingan
berkomitmen dalam mendukung pengembangan infrastruktur teknologi komunikasi
informasi (ICT).
Melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI), investasi telematika diproyeksi meningkat jadi Rp 30,5 triliun di
tahun 2014, dari nilai investasi yang tengah berjalan 2011 ini yang berjumlah
Rp 6,2 triliun.
"Hari ini semua menteri industri terkait telah sepakat untuk menjadikan
ICT dan infrastruktur broadband sebagai enabler pertumbuhan ekonomi di
Indonesia," kata Eddy Satria, Asdep Utilitas dan Telematika Kemenko
Perekonomian, dalam acara Indonesia Broadband Economy Forum, di Hotel Grand
Indonesia, Jakarta, Rabu (21/9/2011).
Menurut Eddy, komitmen pembangunan ICT broadband ini penting agar Indonesia di kemudian hari mampu bersaing dengan
negara lain seperti China,
Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat.
Dari nilai Rp 30,5 triliun yang diproyeksikan di 2014, mayoritas investasi
masih datang dari raksasa BUMN telekomunikasi Telkom, dengan nilai Rp 21
triliun untuk pembangunan backbone fiber optik. Sementara Rp 5 triliun lainnya
datang dari PT INTI untuk pengembangan fiber optik.
Investasi lain dari Telkomsel Rp 2 triliun untuk pembangunan broadband city di 40
kota, dan Rp 2 triliun lagi dari Indosat yang membangun fiber optik dan
meluncurkan satelit baru di slot orbit 150,5. Sedang sisanya, datang dari
investasi Xirca yang membangun pabrik perangkat base station dan CPE untuk
Wimax 16m dan LTE, serta PT Hariff untuk Wimax 16e dan 16m.
Untuk investasi on going tahun ini, yang tercatat oleh MP3EI adalah XL
Axiata yang tengah gencar membangun jaringan 3G dengan nilai Rp 6 triliun,
Xirca untuk pengembangan Wimax 16d dan 16e sebesar Rp 30 miliar, kerjasama
Xirca-Huawei untuk pabrik perangkat base station dan CPE Rp 45 miliar, dan Rp
50 miliar dari Hariff untuk Wimax Nomadic.
Pembangunan backbone fiber optik Sumatera-Kalimantan yang dibangun oleh Bakrie
Telecom sebesar Rp 60 miliar juga tercatat oleh MP3EI. "Sayangnya Bakrie
belum mau membuka semua. Mereka masih menjaga kerahasiaan data investasi
mereka," pungkas Eddy.
Sumber: http://inet.detik.com/read/2011/09/21/150056/1727358/319/bisnis-telematika-indonesia-melesat-rp-305-triliun-di-2014
Melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), investasi telematika diproyeksi meningkat jadi Rp 30,5 triliun di tahun 2014, dari nilai investasi yang tengah berjalan 2011 ini yang berjumlah Rp 6,2 triliun.
"Hari ini semua menteri industri terkait telah sepakat untuk menjadikan ICT dan infrastruktur broadband sebagai enabler pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata Eddy Satria, Asdep Utilitas dan Telematika Kemenko Perekonomian, dalam acara Indonesia Broadband Economy Forum, di Hotel Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (21/9/2011).
Menurut Eddy, komitmen pembangunan ICT broadband ini penting agar Indonesia di kemudian hari mampu bersaing dengan negara lain seperti China, Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat.
Dari nilai Rp 30,5 triliun yang diproyeksikan di 2014, mayoritas investasi masih datang dari raksasa BUMN telekomunikasi Telkom, dengan nilai Rp 21 triliun untuk pembangunan backbone fiber optik. Sementara Rp 5 triliun lainnya datang dari PT INTI untuk pengembangan fiber optik.
Investasi lain dari Telkomsel Rp 2 triliun untuk pembangunan broadband city di 40 kota, dan Rp 2 triliun lagi dari Indosat yang membangun fiber optik dan meluncurkan satelit baru di slot orbit 150,5. Sedang sisanya, datang dari investasi Xirca yang membangun pabrik perangkat base station dan CPE untuk Wimax 16m dan LTE, serta PT Hariff untuk Wimax 16e dan 16m.
Untuk investasi on going tahun ini, yang tercatat oleh MP3EI adalah XL Axiata yang tengah gencar membangun jaringan 3G dengan nilai Rp 6 triliun, Xirca untuk pengembangan Wimax 16d dan 16e sebesar Rp 30 miliar, kerjasama Xirca-Huawei untuk pabrik perangkat base station dan CPE Rp 45 miliar, dan Rp 50 miliar dari Hariff untuk Wimax Nomadic.
Pembangunan backbone fiber optik Sumatera-Kalimantan yang dibangun oleh Bakrie Telecom sebesar Rp 60 miliar juga tercatat oleh MP3EI. "Sayangnya Bakrie belum mau membuka semua. Mereka masih menjaga kerahasiaan data investasi mereka," pungkas Eddy.
Sumber: http://inet.detik.com/read/2011/09/21/150056/1727358/319/bisnis-telematika-indonesia-melesat-rp-305-triliun-di-2014
tidak bermutu,,, :D hahahahahha
BalasHapuslebih baik anda kembali ke SD dan mencoba belajar kembalia,,, :D